Mendorong UMKM Menuju Tingkat Lebih Tinggi, Dinkop-UKM Pilih 180 Calon Penghuni Inkubator Wirausaha
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop-UKM) di Kota Cilegon telah melaksanakan seleksi terhadap 180 pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) yang berpotensi menjadi penghuni Inkubator Wirausaha di kota tersebut, pada Selasa (29/8).

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop-UKM) di Kota Cilegon telah melaksanakan seleksi terhadap 180 pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) yang berpotensi menjadi penghuni Inkubator Wirausaha di kota tersebut, pada Selasa (29/8).
Langkah ini diambil untuk mendorong UMKM di Kota Cilegon agar dapat mengangkat kapasitasnya dan bersaing di pasar nasional maupun internasional.
"Kami bertujuan agar UMKM di Kota Cilegon dapat mengalami peningkatan kualitas. Seleksi ini menjadi cara untuk mengidentifikasi pelaku UMKM yang berpotensi, sehingga mereka bisa meningkatkan usaha mereka dalam segala aspek, seperti produk, pasar, merek, serta modal," ungkap Kepala Dinkop-UKM Kota Cilegon, Didin S Maulana, dalam proses seleksi calon penghuni Inkubator Bisnis di Kantor Dinkop-UKM Kota Cilegon pada Selasa (29/8).
Didin menjelaskan bahwa sekitar 180 pelaku UMKM telah mendaftar, namun hanya 120 orang yang akan diterima untuk mengikuti program pendampingan di inkubator bisnis.
Peserta seleksi adalah pelaku UMKM yang memenuhi kriteria tertentu, seperti telah menjalankan usahanya selama minimal 1 tahun, memiliki target pasar, memiliki tempat usaha, berkomitmen untuk menjalankan usahanya selama minimal 3 tahun, merupakan penduduk asli Kota Cilegon, dan berusia di bawah 40 tahun.
Proses seleksi akan berlangsung selama tiga hari dengan melibatkan para ahli dan akademisi. Peserta seleksi diharuskan menyusun proposal sebagai bagian dari penilaian.
Para pelaku UMKM yang berhasil masuk ke dalam Inkubator Bisnis akan mendapatkan pendampingan hingga Desember 2023.
"Di Inkubator Bisnis ini, pelaku UMKM akan mendapatkan pelatihan dalam berbagai aspek, mulai dari semangat wirausaha, peningkatan kualitas produk, perizinan, pemasaran digital, kemasan, hingga koneksi dengan lembaga perbankan untuk memperoleh modal. Saya berharap para peserta akan mengikuti program pendampingan ini dengan serius," tambahnya.
Didin berharap melalui program ini, pelaku UMKM di Kota Cilegon dapat mengalami peningkatan kualitas. "Tujuannya adalah peningkatan tenaga kerja dan kemampuan produk UMKM untuk menjadi produk yang bisa diekspor," ujarnya.
Kerja Sama dengan Universitas
Sementara itu, Koordinator Tim Penilai yang juga Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Prof. Dr. Meutia, mengungkapkan bahwa banyak pelaku UMKM di Kota Cilegon memiliki konsep dan produk yang sangat baik, sehingga memiliki potensi untuk bersaing di pasar.
"Potensi UMKM di Kota Cilegon ini sangat menjanjikan. Saya menemukan banyak produk dan konsep yang luar biasa. Mereka telah menunjukkan kreativitas yang cukup tinggi," katanya.
Meutia berpendapat bahwa pelaku UMKM di Kota Cilegon memiliki peluang yang besar, karena selain bahan baku yang umumnya diperlukan tersedia dengan mudah, juga ada dukungan yang baik dari Pemerintah Kota Cilegon.
"Pelaku UMKM hanya perlu konsistensi, peningkatan inovasi, dan pemahaman tentang pemasaran digital. Untuk masalah pendanaan, ada sejumlah solusi yang bisa ditempuh. Saya melihat bahwa Pemerintah Kota Cilegon telah memberikan dukungan luar biasa, hanya tinggal kesiapan dari pelaku UMKM itu sendiri," ungkapnya.
What's Your Reaction?






