Kementan Cepat Tangani Serangan Hama dan Penyakit Pala dengan Solusi Efektif
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, terutama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, telah merespons dengan cepat serangan hama dan penyakit yang sedang mengancam di Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Tim dari BBPPTP Ambon telah melaksanakan upaya pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit yang mengancam tanaman pala di tiga lokasi. Pengendalian dilakukan dengan peninjauan Calon Petani Calon Lahan (CPCL) dan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang dianggap sebagai solusi yang tepat untuk menanggulangi situasi ini.
BBPPTP Ambon bekerja sama dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tengah Kecamatan Banda, Alwi Arif, dan kelompok tani organik yang telah dibina. Mereka melakukan diskusi, peninjauan lapangan, dan pengamatan untuk mengambil keputusan dalam menerapkan metode PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang melibatkan Agens Pengendali Hayati (APH) dan Pestisida Nabati (PESNAB) sebagai langkah efektif dalam mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman pala.
Di lokasi BBPPTP Ambon, tim yang terdiri dari Hellen Talahatu, Chrismos Y. Mataheru, Kujali Sabandar, Marice Joltuwu, Marselina Noya, Matthew Hutapea, dan Andi Ubdaillah memberikan penjelasan mengenai manfaat PHT serta serangan hama dan penyakit yang melanda tanaman pala. Tim ini menyampaikan bahwa melalui PHT, dapat dicapai peningkatan kualitas produksi dan ekonomi tanpa merusak lingkungan atau kesehatan manusia akibat kontaminasi bahan kimia.
Dijelaskan bahwa hasil peninjauan CPCL di tiga lokasi dan kelompok tani Mangkubatu, Lonthoir, dan Uring, mengindikasikan bahwa serangan hama dan penyakit pada tanaman pala cukup signifikan. Lonthoir, misalnya, mengalami serangan dengan tingkat dan luas hamparan yang lebih dari 50%, terutama serangan kanker batang, penyakit busuk buah basah dan kering, serta hama penggerek batang pala.
Salah satu langkah yang diambil adalah penerapan APH Trichoderma sp. dan Beuvaria bassiana pada empat blok pengamatan. Ada juga pemberian arang tempurung dan penyemprotan pestisida nabati jahe merah.
"Aplikasi APH dilakukan melalui metode infus akar dengan konsentrasi tertentu. Ada juga pemberian pasta arang tempurung untuk mengikis kulit batang yang terserang dan penyemprotan pesnab jahe merah untuk mengusir hama," jelasnya.
Ketua tim, Alwi, menyatakan bahwa identitas diri dan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) akan menjadi dasar penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat. Hasilnya akan membantu BBPPTP Ambon dalam menjalankan tugasnya sebagai Unit Teknis Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun).
Dengan selesainya berbagai tahapan ini, tim melanjutkan dengan penerapan pengendalian dan perlakuan teknis di lapangan bersama petani. Semua langkah dilakukan dengan tujuan menjaga kualitas dan produktivitas tanaman perkebunan serta mengatasi serangan hama dan penyakit secara efektif.
"Diharapkan semua pihak, termasuk dinas pertanian, PPL, dan BBPPTP Ambon, dapat terus berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah pengawasan, identifikasi, dan penerapan PHT secara mandiri. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kualitas produksi dan produktivitas tanaman perkebunan," harap Alwi.
What's Your Reaction?






